Bagaikan burung mungil yang terpisah dari kawanannya saat melalukan imigrasi, tak tentu arah, tak tentu tujuan. Harus kemanakah ia mengepakkan sayap-sayap mungilnya?
Seperti desiran ombak dilaut. Disaat angin bertiup kencang, ia akan menerjang bagaikan air yang menari penuh semangat diatas lantai pasir putih. Namun disaat angin berhembus lembut, ia seolah-olah berubah menjadi selendang sutra yang lembut dan halus. Dan sampai kapan aku mengikuti pola ombak tersebut?
Haruskan hidup dibumi ini mengikuti peraturan? Haruskah semuanya ini dilakukan dengan skema yang dibuat oleh alam dan manusia sebagai bonekanya? Haruskah kita manusia tetap berambisius untuk harta masadepan? Siapa yang menjamin semuanya akan sempurna jika kita memiliki meteri yang berlimpah? Kini aku telah sampai dititik kejenuhan roda kehidupanku. Aku ingin menghentikan rotasi dan revolusi bumi. Aku ingin menghentikan tiap dentingan jarum jam yang berputar. Aku ingin tetap dititik ini, meskipun aku merasa jenuh, namun inilah yang aku mau. Tak memikirkan apapun. Masa lalu, sekarang, dan masa depan sedikit demi sedikit namun pasti menghilang dari memori otak yang selama ini memenuhi otakku. Aku ingin sekali ini, kali ini saja membiarkan otakku beristirahat. Dan kalaupun ini hanya sementara, aku ingin menghentikan kehidupan agar semua manusia dapat merasakan betapa damainya menghentikan waktu dalam ekstasi pikiran yang tak kita sadari saat kita dambakan.
nice :)
BalasHapus