Kamis, 21 Agustus 2014

My Letter :): Sifat Natural

My Letter :): Sifat Natural

Sifat Natural

Aku berpikir bahwa hidupku akan membaik. Jauh lebih baik dari sebelumnya. Sedikit lagi lebih dekat, lebih dekat lagi dengan impianku, cita-citaku.
Masuk ke fakultas yang aku idamkan sejak kecil sebuah anugerah besar. Namun seperti kata pepatah, hidup tanpa masalah bagaikan sayur tanpa garam.
Kini aku mulai tau bagaimana yang namanya masalah.
Mungkin semenjak aku dalam kandungan mamaku aku sudah menjadi masalah. Masalah yang bisa saja membahayakan hidup mamaku. Tapi pepatah kashi ibu sepanjang masa itubenar. Meskipun saat mengandung aku hidupnya akan terancam karena tumornya tapi Ia tetap mempertahanku. Mulai dari kejadian itu pun aku sudah menyadari hidupku tidak aka  pernah berjalan mulus. Masalah, masalah dan masalah akan selalu datang silih berganti bahkan terkesan tumpang tindih.
Baru-baru ini aku mendapat masalah. Bukan dengan pacar, karena jujur saja sudah hampir 3 tahun jomblo. Bukan juga tentang PDKT-an, karena jujur saja tidak ada 1cowok pun yang mendekatiku.
Teman. Ini masalah tentang aku dan teman dekatku di kampus. Berawal entah dari mana, mungkin sudah terlalu banyak kejadian bahkan masalah yang sudah aku lakukan. Dia semakin hari semakin menjauhi, semakin mengabaikanku. Aku bertanya padanya, awalnyadia mengatakan tidak apa-apa. Aku mulai menjalani hidup sendiri tanpa teman dekat di kampus. Semakin hari semakin menyiksaku. Aku memberanikan diri kembali untuk menanyakannya, namun aku mendapatkan informasi dari teman yang baru-baru ini dekat dengannya, sebut saja T. T mengatakan teman dekatku menjauhiku karena keras kepalaku. Dari dulu sifat naturalku itulah yang sulit aku ubah. Berulang kali aku putus dan pacaran lagi hanya karena sifat ku ini. Tidak ada hubungan yang kujalani betahan lebih dari 1bulan.
Aku sudah berusah, sangat berusaha mengubahnya. Karena aku tidak ingin kejadian itu terlulang lagi.
Namun saat aku masih belajar untuk mengubahnya dan memperbaiki semuanya, teman dekatku ini sudah mulai muak dengan sifat naturalku ini. Dia pun mulai mengambil tindakan untuk menjauhiku. Dan bodohnya aku baru menyadarinya saat semuanya rusak. Menyesal? Tidak. Kecewa? Iya. Aku kecewa bukan dengam teman dekatku, bukan juga dengan si T. Aku kecewa dengan diriku sendiri.
Kenapa disaat teman dekatku memberikanku kesempatan untuk mengubah sifat naturalku, aku malah lengah. Tidak sungguh-sungguh.
Aku kecewa, kenapa selama bertahun-tahun sifat inu masih saja melekat erat dengan diriku.
Seseorang mengatakan padaku, jika ingin semuanha berjalan baik-baik saja, ubah dulu yang buruk.
Sudah. Aku sudah berusaha. Aku sudah belajar untuk merubahnya. Mungkin belum sempurna. Namun aku ingin bertanya, apakah didunia ini ada yang sempurna? Apakah ada yang dapat merubah sifat naturalnya 100%? Mengubah 100% sifat natural seseorang itu sama saja seperti memaksa ikan untuk hidup di darat. Tidak ada seorang pun yang dapar mengubah 100% sifat natural orang lain. Namun hanya dapat memperbaiki dan menempatkannya di tempat dan waktu yang pas. Mungkin hal memperbaiki inilah yang belum dapat aku lakukan untuk diriku sendiri agar tidak menyakiti yang lain.
Tapi bukankah di dalam pertemanan yang sehat, bukan harus menuntut kesempurnaan perubahan sifat natural seseorang yang buruk untuk menjadi 100% baik, namun pertemanan itulah yang dapat membuat ketidaksempurnaan bahkan keburukan itu menjadi 100% lebih baik lagi karena dapat menerima dan memahami satu sama lain.
Jika kita masih terus berlari dan mencari teman yang sempurna dan 100% baik seturut kehendak kita, itu tidak akan pernah terjadi. Sampai kapan lari terus? Tidakkah kau akan lelah?
Meskipun memang sifat naturalku ini sangat sulit ku ubah, tapi aku percaya suatu saat nanti ada seorang teman yang dapat menerimanya dan dia yang membuat keburukkanku ini menjadi 100% baik dalam pertemanan kami.
Selama dunia masih berputar, tidak akan ada yang sempurna seturut kehendak kita. Karena setiap manusia memiliki tingkat kesempurnaan masing-masing.


Sekian dari Tinneke. Selamat malam.

Rabu, 29 Januari 2014

Devil or Angel?

Menatap masa depan
Menatap impian
Menatap tujuan
Menatap ambisi
Dan mulai untuk memantapkannya

Sulit, sakit, capek, letih
Lelah, ingin menyerah
Jatuh, dan berusaha bangkit
Usaha yang sangat berat

Namun saat semuanya tercapai
Terbang
Melayang
Bangga
Tersenyum

Namun ketika kita melakukannya hanya demi orang lain
Orang yang kita jadikan motivasi
Orang yang kita jadikan tujuan
Orang yang kita jadikan impian
Dan berubah hanya untuk dia
Ketika ia tak menginginkan kita
Kita kembali ke sisi SETAN dalam diri kita
Lagi!

Hilang arah
Hilang tujuan
Hilang motivasi
Hilang semangat
Hilang resolusi
Hilang!

Kita kembali terdiam
Merenung
Mulai menyalahkan dia dan dirinya
Mulai memaki mereka
Mulai menyumpah serapahi mereka
Dan mulai membenci diri kita sendiri!

Sisi Devil or Angel kah kita ini?
Bahkan untuk mengenali diri kita siapa, kita pun tak bisa
Bagaikan Devil namun ada sisi Angel
Bagaikan Angel namun ada amarah!

Harus bagaimanakah kita?
Harus bagaimanakah aku?
Memilih untuk stuck antara Devil or Angel
Atau memilih kembali ke sisi lama sebagai Devil
Atau memilih bangkit dan berjuang sebagai Angel?

Aku mau jadi sisi Angel!
Tapi bagaimana caranya?
Entahlah !
Yang jelas aku hanya ingin membenahi hati
Membenahi pikiran

Ketika Pikiran dan Hati telah aku benahi
Dan persatukan
Maka takkan ada lagi Devil dalam diriku
Hanya Angel :)

Minggu, 13 Oktober 2013

1reason

Masalah? Aku pernah baca buku, dibuku itu ditulis begini "HIDUP TANPA MASALAH SAMA HALNYA DENGAN SAYUR TANPA GARAM". Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga pepatah itu. Kalau hidup lurus-lurus aja, bosan juga, ya kan?
Hemmm... tapi bagaimana kalau dalam hidup kamu itu perbandingan masalah dengan kebahagiaan 10:1? Ada 10 masalah yang susah banget kamu selesaiin, tapi cuma ada 1 masalah yang bisa kamu selesaiin. Nyesek banget kan? Bagaikan jatuh tertimpa tangga pula.
Masalah? Kata itu sepertinya sudah melekat banget dalam kehidupan aku. Yah, meskipun aku tau bukan cuma aku satu-satunya orang yang punya masalah di dunia ini. Tapi giniloh, kalau 1 atau 2 masalah it dosen't matter. But, ini belum selesai masalah yang satu, sudah datang 2 masalah baru. Gak selesai-selesai gitu. Capek kan?
Yah, ok lah, semua orang pasti bilang "BERDOALAH, MINTALAH PADA TUHAN, PASTI ADA JALAN KELUARNYA. BERSABARLAH!" kalimat-kalimat itu saja yang aku terima setiap kali aku curhat kepada sahabat-sahabat dan orang-orang terdekatku. Aku pun tau itu caranya agar aku bisa tenang secara teorinya kan? Secara psikisnya? Who knows? 
Aku terkadang berpikir, "KALAU KETEMU ALMARHUM BAPAKKU ENAK KALI YAH?" , tapi kemudian aku berpikir kembali, "KALAU AKU MATI, YANG NERUSIN KULIAH KEDOKTERAN AKU SIAPA? TERUS SIAPA YANG AKAN JAGAIN MAMAKU?".
Untuk sekerang aku mendapatkan apa yang aku mau. FAKULTAS KEDOKTERAN. Ok lah untuk ajang "PAMER" kesaudara-saudara atau teman-teman SMA yang sering nge-bully aku dulu. Tapi setelah ini aku mau apa? Aku harus apa? Apa yang sepatutnya aku lakuin? I don't know what should I do.
Seketika aja gitu gairah belajar aku tuh hilang, lenyap, menguap, menyublim, (ah, whatever!) aku gak tau apa yang aku mau selanjutnya. Terlalu sulit untuk maju, namun sudah terlambat untuk mundur. Kesulitan aku untuk maju, salah satu dikarenakan "BIAYA". Kedua "MOTIVASI". Disaat-saat seperti ini aku butuhin sosok seorang ibu yang bisa membuka gairah belajarku, namun seketika dia menghilang. Padahal 1minggu lagi aku ada ujian Blok 1 di kampus. Harus apakah aku? Belajar? yah aku tau harus itu yang aku lakuin, tapi "GAIRAH" itu sudah lama hilang. Aku gak tau kenapa tapi itu yang aku rasain.
Aku hanya ingin 1alasan aja untuk aku bisa bergairah lagi ngejalanin kuliah, dan segera mendapatkan gelar "dr." itu. 1 alasan aja mengapa aku harus bisa mendapatkan "JAS PUTIH" itu? 1 alasan aja kenapa aku harus bertahan memperjuangkan kuliahku ini? 1 alasan aja untuk apa dan siapa aku harus bangkit? I don't know. I need just 1reason. :(

Kamis, 22 Agustus 2013

Surat untuk Allah Bapa, dan Yesus Kristus

Tuhan...
Begitu banyak cobaan yang ku alami sekarang, aku sampai bingung apa aku harus bersyukur atau berduka? Sering kali aku mendengar saat seorang manusia yang di uji oleh Tuhan, itu pertanda bahwa Tuhan masih perhatian kepada manusia itu. Tapi kali ini, aku benar-benar bingung harus menganggap ini ujian dari-Mu atau menganggap ini karma.
Yesus...
Begitu sering pula aku mendengar bahwa Engkau takkan memberikan ujian diluar kemampuan manusia itu, tapi kenapa sekarang ini merasa seperti aku akan dihukum mati gantung. Aku juga pernah mendengar "Jadilah seperti anak panah, yang ditarik sampai hampir ke mata anak panah, namun setelah anak panah itu dilepas akan meluncur dengan hebatnya dan tepat sasaran" Sekarang aku benar-benar merasakannya Yesus, namun kapankah aku dapat meluncur dengan hebatnya dan tepat sasaran? Aku seperti ditari ulur.
Allah Bapa...
Bolehkah hamba-Mu ini bertanya? Akankah Engkau membukan jalan keluar itu bagi ku? Akankah Engkau memberikan sedikit peluang untuk merasakan hidup tanpa masalah walaupun hanya semenit? Akankah Engkau mengulurkan tangan pengasihan-Mu kali ini pada ku? Akankah Engkau mau merangkul, memelukku, mengajakku terbang me benuju kebahagian yang sesungguhnya itu?
Tuhan...
Kali ini aku takkan berharap terlalu banyak. Kali ini aku takkan menuntut lebih lagi. Kali ini aku takkan memohon dan menyuruh-Mu untuk melakukan semua yang aku inginkan. Kali ini, hanya kali ini aku berlutut, menyembah, dan memohon pada-Mu berikan jalan keluar yang terbaik untuk masalah mamakku, abangku, aku, kami. Hanya jalan keluar dan pertolongan-Mu yang dapat melepaskan kami dari jeratan lembah  keterpurukkan kali ini Tuhan.
Bapa...
Aku mau percaya, aku mau yakin, dan aku akan selalu berserah pada-Mu, hanya Engkau. Bapa kali ini aku berseru kepada-Mu, tolonglah aku yah Bapa. Kali ini saja. Karena aku tak sanggup lagi. :(

Sabtu, 17 Agustus 2013

Bingung

Pertama-tama aku ingin sekali berteriak "YEAH.... AKU LULUS..."

Kemarin malam aku dapat kabar paling membahagiakan seumur hidupku, aku berhasil lulus di FK UMI. Aku berteriak, menangis, loncat-loncat, dan berdoa mengucakan terima kasih Yesus. Malam itu adalah malam paling membahagiakan.
Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama, malam ini, tepatnya tanggal 17-08-13 yang seharusnya malam membahagiakan bagi seluruh masyarakat Indonesia memperingati HUT Indonesia ke-68, namun malam ini adalah malam terburuk sepanjang kehidupanku.
Aku baru saja dapat kabar ternyata aku lulus di FK UMI sebagai cadangan, bukan resmi mahasiswi baru. Bagaikan terbagang ke langit, terus, terus, terus naik sampai di surga, bertemu Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh kudus, namun tiba-tiba di lempar ke neraka, di bakar, di siksa oleh Lusifer.
Aku ingin menangis tapi sudah terlalu lelah, aku ingin berteriak tapi suaraku engang bergema, aku ingin lari tapi kaki tak sanggup lagi untuk berdiri.
Apa yang harus aku lakukan? Jika aku lanjut, orang tua ku akan kesulitan mencari dana yang lebih banyak lagi agar aku bisa benar-benar sebagai mahasiswi baru FK UMI 2013, namun jika aku melepaskannya, itu sama aja aku membuang tumpukan emas batangan 100kg dan lebih memilih kotoran hewan.
Melepaskan atau melanjutkan? Sesak aku memikirkannya. Seluruh keluarga besar mengucilkanku dan mengatakan agar aku tak mengambil kedokteran karena akan menyusahkan orang tuaku, namun orang tua ku selalu di sampingku memberi dukungan, sampai sahabat terdekatku pun melarangku, namun orang tua ku tetap setia menyemangatiku. Namun sekarang aku baru sadar, aku benar-benar tak bisa hanya memikirkan cita-cita masa kecilku, aku juga harus melihat situasi orang tuaku.
Aku kembali teringat dengan cerita pendek yang pernah aku karang sewaktu perlombaan HUT Indonesia 2011 di sekolah, aku mengarang cerita perjuangan seseorang yang misikin yang memiliki cita-cita menjadi dokter, aku menggambarkan dia yang pintar dan jenius namun gagal masuk Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri karena dia tak sanggup memberikan uang sogok pada dosen-dosen di Universitas itu, cerita yang ku karang itu kini terjadi padaku, namun dengan versi yang lebih sakit. Aku lulus di FK UMI, namun status sebagai cadangan itu rasanya seperti di gantung.
Harus lanjutkah aku atau berhenti dan tak akan pernah berpikiran dan mengharapkan bisa memakai Jas Putih dan memiliki julukan "DOKTER"? Aku bingung :'(

Kamis, 11 Juli 2013

SEMANGAT!

Terpuruk!
Siapa yang pernah merasakan hal itu? Semua manusia pasti pernah mengalaminya, tak terkecuali aku. Yah, aku. Aku mengalami terpuruk pertama kali saat aku kehilangan bapakku yang telah di panggil oleh-Nya. Namun semenjak aku SMP aku mulai bangkit lagi. Terpuruk itu tak hanya sampai di situ saja menghantui hidupku, dia datang kembali tanpa aku mengundangnya di saat aku percaya dan yakin bahwa aku takkan terpuruk saat itu. Namun Tuhan dan takdir berkata lain. Aku harus mengalami terpuruk itu untuk kedua kali nya di saat aku melihat pengumuman SBMPTN 2013, aku melihat kalimat yang sederhana namun sangat menyayat hatiku, melumpuhkan otak ku di saat itu juga.
Namun siapa yang tau rencana Tuhan? No one. Sehari setelah insiden terpuruk itu, aku melihat video "Father's little letter". Video yang sukses menguras air mataku, yang mampu membuka mata hatiku, yang dapat menyadarkanku Tuhan punya rencana sempurna untuk lebih dari harapanku. Entah kenapa dan bagaimana aku membuka video itu, tapi aku yakin itu jalan Tuhan. Tuhan gak ingin aku jalan jalur. Tuhan menginginkanku pulang ke jalan-Nya. Tuhan mengasihiku. Dia adalah Allah Bapa ku yang sesungguhnya. :)
Dan hari ini, saat ini, aku hanya dapat berharap suatu saat Bapa akan memberikan rancangan sempurna-Nya itu kepada ku setelah aku siap untuk menerimanya. Father knows best for me :) And I only believe it. Bapa akan selalu memberikan yang lebih kepada ku, kau, kita semua anak-anak yang percaya akan keagungan-Nya, kedahsyatan-Nya, kuasa-Nya, dan Mujizat-Nya.
Gagal itu hal bisa, bukan akhir segalanya. that's right? Sampai kapan pun aku gak akan mau lagi give up. because I believe God'll always bless me :) He loves me. He'll always stay to acompanny me :)