Dalam kerajaan percintaan ada juga benteng pertahanan. Benteng pertahanan yang ku gunakan saat ini bukan untuk mempertahankan cintaku, namun untuk mempertahankan aku bisa melupakannya. Mempertahankan untuk tak memikirkannya setiap saat, setiap jam, setiap menit, setiap detik, setiap aku bernapas. Mempertahankan untuk tak mengucapkan namanya dalam hatiku, dalam otakku, dalam keseharianku. Mempertahankan untuk tak mengingat wajahnya, tingkahnya, perkataannya, suaranya setiap kali aku berdiam diri. Mempertahankan untuk tak menyayangi dia disetiap denyut nadiku. Mempertahankan untuk mengubur perasaanku, hatiku, dan cintaku padanya.
Namun apa jadinya jika benteng pertahanan kerajaan percintaanku hancur? Yah, dia memang benar-benar hancur. Benteng pertahananku yang telah aku bangun dengan susah payah, dengan air mata, dengan darah selama 1tahun ini harus hancur seketika saat dia mulai terlihat dan masuk lagi ke kehidupanku. Semua perasaanku, semua hatiku, semua rasa sayangku, semua rasa cinta mengalir dengan deras di nadiku. Mengalir dari kepala hingga ujung kaki. Menyatu dan membengkak dihatiku. Tanpa bisa ku cegah lagi, perasaan itu muncul lagi. Muncul dengan bentuk yang baru. Muncul dengan frekuensi lebih besar tanpa bisa aku cegah meskipun aku tahu, aku takkan bisa memilikinya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar