Minggu, 05 Agustus 2012

Berhintilah

Terbangun dari lelap. Bangkit dari keterpurukan. Meningalkan semua yang telah berlalu. Menatap esok, menyongsong hari, melupakan semua perasaan.
Berusaha menguatkan, meyakinkan hati, membekukan perasan. Sekuat mungkin hingga segalanya kini menyeruak keluar, meluap-luap hingga tak dapat ku bendung.
Lihatlah, tataplah betapa tak kuasanya kubendung segala perasaan ini. Apakah kau tak mengerti? Apakah kau tak dapat merasakannya?
Lelah ku menyimpanya. Letih ku menutupinya. Haruskah aku mengungkapkannya pada mu? Haruskah aku mengatakannya pada mu? Haruskah aku berteriak dan memanggil namamu?
Berhenti! Cukup! Stop it! Gak! Tidak! Ini hanya rasa kagum. Yah itu benar, Kagum! Just it!
No! Aku tidak dapat pungkiri, ini lebih dari itu. Lebih! Ahh... impossible!
Meninggalkan perasaan yang baru tumbuh ini rasanya menghempaskan diri ke api. Namun harus aku lakukan. Ini tidak normal, ini tak bisa. Bukan aku. BUKAN! Bukan aku yang ia pilih, bukan aku yang ada dalam hatinya, bukan aku yang ada dalam pikirannya, bukan ada dalam sanubarinya, bukan aku yang pantas untuknya.
Berhentilah! Ku mohon, cinta berhentilah hanya sampai titik kagum. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar