Senin, 13 Agustus 2012

Takkan Menyesali

Seperti biasanya, senang dan sedih itu silih berganti. Dan semua orang dapat merasakannya. Namun bagaiman jika disaat yang sama kita merasakan kedua hal tersebut? Senang dan sedih itu sama datang bagaikan tombak yang menembus uluh hati. Masih bisakah itu disebut bahagia? Atau bisakah itu dianggap kesedihan?
Dan seperti biasa pula, terharu dan tersinggung itu silih berganti. Namun bagaimana jika di detik yang sama pula keduanya datang? Seperti dihadapkan dengan harimau yang akan secepat kilat menerkam. Masih bisakah itu dianggap terharu? Atau kah itu malah disebut tersinggung?
Saat jatuh cinta dan patah hati itu silih berganti pula. Dan bahkan rumput pun mengetahuinya. Namun bagaimana jika disaat yang bersamaan kedua hal itu dihadapkah disatu sisi cinta namun disisi lain patah hati yang hanya diberi jarak setebal benang sutera. Yang semakin lama semakin dekat hingga akhirnya membentur 1 sama lain tanpa bisa dicegah. Sama seperti pedang yang menghujam jantung dan disiram oleh asam. Apakah itu masih bisa dianggap jatuh cinta? Atau itu dianggap sebagai sakit hati?
Sampai kapan pun aku takkan mengetahui artinya. Karena sampai kapanpun, mesikipun aku merasakan hal-hal itu, takkan pernah aku menyesali telah memberikan perasaan ini untukmu, meskipun saat ini aku harus merelakanmu demi dia. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar